Jumat, 26 April 2013

Paparan Pada Acara TMMD di Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara 2003



 Ini merupakan pengalaman pertama dalam saya bekerja sebagai PNS, cerita ini terjadi pada pertengah tahun 2003, waktu saya menjadi staf pada Kantor Pengolahan Data Elektronik. Saya ditugasi oleh pimpinan untuk membantu menyiapkan peralatan untuk Paparan yang akan dilakukan oleh TNI untuk Acara Pembukaan TMMD  yang bertempat di SMPN 1 Pandanarum.   Jarak antara SMPN 1 Pandanarum dengan kota Banjarnegara kurang lebih 40 KM  dan menempuh waktu untuk menuju kesana kurang lebih 1,5 Jam dengan kondisi  jalan yang berliku-liku. Saya berangkat berdua dengan teman dari Banjarnegara jam 07.00 wib, naik sepeda motor  sambil membawa, Laptop, LCD Proyektor Plus Layar yang lebarnya kurang lebih 1,5 meter.  Diawal perjalanan kami tidak mengalami hambatan, tetapi setelah melewati kecamatan wanayasa, sepeda motor kami pecah ban, sehingga kita harus menuntun motor mencari tambal Ban sejauh 2 KM. Waktu itu kita berdua belum ada yang   membawa HP sehingga Panitia yang menunggu di SMP Pandanarum sangat cemas karena sampai Jam 09.00 wib kita belum sampai disana, padahal Acara nya akan dimulai Jam 09.30 WIB.   Dari pihak TNI ada yang mencoba mencari kita dengan cara menyusuri jalan yang akan dilalui oleh kami, dan akhirnya ketemu di tempat tambal ban. Akhirnya saya yang berangkat dulu ke SMP 1 Pandanarum sedangkan teman saya menunggui  motor yang  lagi ditambal. Dengan kejadian itu akhirnya pembukaan TMMD diundur 30 menit  dari jadwal semula, padahal  tamu undangan sudah datang semuanya. Diantara tamu itu adalah Bapak Bupati dan Bapak Dandim. Walaupun acara pembukaannya di undur  tetapi Paparan yang menggunakan peralatan yang kami bawa dari bawah berjalan lancar tanpa hambatan.

Sabtu, 22 Desember 2012

Pengabdian Seorang Mu'minah pada Batik Gumelem


Siang itu hamparan sawah di Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan, Susukan, Kabupaten Banjarnegara masih kelihatan hijau. Itu artinya masyarakat disana belum ada kesibukan untuk memanen padi. Dalam suasana seperti itu masyarakat setempat banyak memanfaatkan waktunya untuk membatik.
Menurut penduduk setempat, kegiatan seperti itu sudah rutin dilakukan oleh kaum perempuan secara turun-temurun sebagai pekerjaan sampingan selain petani dan buruh tani.
Mu’minah (81 th) dari Desa Gumelem Kulon, adalah termasuk salah satu ibu rumah tangga yang masih tetap eksis mempertahankan keberadaan batik tulis “Gumelem” di Banjarnegara. Melestarikan seni adiluhung nenek moyangnya, adalah alasan paling tepat ia mempertahankan seni rupa dua dimensional itu. Selengkapnya Klik Disini.

Jumat, 21 Desember 2012

Dharma Wanita Persatuan Kab. Banjarnegara Peduli Lingkungan


Pemanasan global bukan merupakan fenomena alam semata, namun merupakan dampak dari aktifitas manusia yang tidak terkendali yang menyumbang emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga menyebabkan meningkatnya suhu bumi.
Dampak dari pemanasan global merupakan suatu kenyataan yang telah kita rasakan bersama yakni, terganggunya ekosistem, kondisi cuaca yang ekstrim, terganggunya system tata air daerah aliran sungai serta ancaman terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan.
Menyadari akan hal itu, ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banjarnegara di bawah pimpinan Ny. Hj. Sundari Siti Hartati mengadakan gerakan penanaman pohon di halaman kantor Sekretariat Daerah dan Kantor BPDB Kabupaten Banjarnegara.

Selasa, 18 Desember 2012

Peragaan Busana, Upaya Pemkab Melestarikan Batik Banjarnegara



Banyak cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk mempromosikan Batik Gumelem. Salah satunya adalah “Gebyar Pesona Citra Batik Banjarnegara” yang baru saja digelar di Pendopo Dipayuda Adigraha Sabtu (1 Desember 2012).
Kegiatan yang dikaitkan dengan peringatan HUT Korpri ke-41, mendapat sambutan meriah dari penggemar batik di Banjarnegara. Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 243 orang, terdiri dari peserta kategori A (Kepala Dinas) sebanyak 93 orang, dan kategori B (Karyawan dan karyawati) sebanyak 150 orang.
Ketua panitia penyelenggara H. Eko Djuniadi mengatakan, Gebyar Pesona Citra Batik Banjarnegara bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya Banjarnegara, khususnya batik serta memberikan aspirasi seni sebagai pendukung terwujudnya pesona wisata.

Senin, 17 Desember 2012

Postingan Uji Coba


Tidak disangka jika Aurelia Aditya Mesti, siswa kelas VI SD Negeri 1 Krandegan Banjarnegara, bisa menabuh perangkat karawitan seperti Bonang Barung dengan begitu lincahnya.
Niko juga tak mau ketinggalan, ia termasuk mahir memainkan Bonang penerus, sedangkan Jalu kelihatan cukup cermat dalam mengatur cepat dan lambatnya irama gending melalui sabetan telapak tangan pada beberapa buah kendang dan ketipung.
Siang itu (Sabtu) suasana di SD Negeri 1 Krandegan terasa damai dan sejuk, dari ruang laboratorium seni jawa terdengar alunan merdu dari tujuh sindhen cilik dengan diiringi musik gending yang rata-rata baru kelas IV sampai kelas V.