Ini merupakan pengalaman pertama dalam saya
bekerja sebagai PNS, cerita ini terjadi pada pertengah tahun 2003, waktu saya
menjadi staf pada Kantor Pengolahan Data Elektronik. Saya ditugasi oleh
pimpinan untuk membantu menyiapkan peralatan untuk Paparan yang akan dilakukan
oleh TNI untuk Acara Pembukaan TMMD yang
bertempat di SMPN 1 Pandanarum. Jarak antara SMPN 1 Pandanarum dengan kota Banjarnegara
kurang lebih 40 KM dan menempuh waktu
untuk menuju kesana kurang lebih 1,5 Jam dengan kondisi jalan yang berliku-liku. Saya berangkat berdua
dengan teman dari Banjarnegara jam 07.00 wib, naik sepeda motor sambil membawa, Laptop, LCD Proyektor Plus
Layar yang lebarnya kurang lebih 1,5 meter.
Diawal perjalanan kami tidak mengalami hambatan, tetapi setelah melewati
kecamatan wanayasa, sepeda motor kami pecah ban, sehingga kita harus menuntun
motor mencari tambal Ban sejauh 2 KM. Waktu itu kita berdua belum ada yang membawa
HP sehingga Panitia yang menunggu di SMP Pandanarum sangat cemas karena sampai
Jam 09.00 wib kita belum sampai disana, padahal Acara nya akan dimulai Jam
09.30 WIB. Dari pihak TNI ada yang
mencoba mencari kita dengan cara menyusuri jalan yang akan dilalui oleh kami,
dan akhirnya ketemu di tempat tambal ban. Akhirnya saya yang berangkat dulu ke
SMP 1 Pandanarum sedangkan teman saya menunggui
motor yang lagi ditambal. Dengan kejadian
itu akhirnya pembukaan TMMD diundur 30 menit dari jadwal semula, padahal tamu undangan sudah datang semuanya. Diantara tamu
itu adalah Bapak Bupati dan Bapak Dandim. Walaupun acara pembukaannya di undur tetapi Paparan yang menggunakan peralatan yang
kami bawa dari bawah berjalan lancar tanpa hambatan.
Veri's Blog
Jumat, 26 April 2013
Sabtu, 22 Desember 2012
Pengabdian Seorang Mu'minah pada Batik Gumelem
Siang itu hamparan sawah di Desa
Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan, Susukan, Kabupaten Banjarnegara masih
kelihatan hijau. Itu artinya masyarakat disana belum ada kesibukan untuk
memanen padi. Dalam suasana seperti itu masyarakat setempat banyak memanfaatkan
waktunya untuk membatik.
Menurut penduduk setempat, kegiatan
seperti itu sudah rutin dilakukan oleh kaum perempuan secara turun-temurun
sebagai pekerjaan sampingan selain petani dan buruh tani.
Mu’minah (81 th) dari Desa Gumelem
Kulon, adalah termasuk salah satu ibu rumah tangga yang masih tetap eksis
mempertahankan keberadaan batik tulis “Gumelem” di Banjarnegara. Melestarikan
seni adiluhung nenek moyangnya, adalah alasan paling tepat ia mempertahankan
seni rupa dua dimensional itu. Selengkapnya Klik Disini.
Jumat, 21 Desember 2012
Dharma Wanita Persatuan Kab. Banjarnegara Peduli Lingkungan
Pemanasan
global bukan merupakan fenomena alam semata, namun merupakan dampak dari
aktifitas manusia yang tidak terkendali yang menyumbang emisi gas rumah kaca di
atmosfer sehingga menyebabkan meningkatnya suhu bumi.
Dampak
dari pemanasan global merupakan suatu kenyataan yang telah kita rasakan bersama
yakni, terganggunya ekosistem, kondisi cuaca yang ekstrim, terganggunya system
tata air daerah aliran sungai serta ancaman terjadinya bencana alam banjir,
tanah longsor dan kekeringan.
Menyadari
akan hal itu, ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banjarnegara di
bawah pimpinan Ny. Hj. Sundari Siti Hartati mengadakan gerakan penanaman pohon
di halaman kantor Sekretariat Daerah dan Kantor BPDB Kabupaten Banjarnegara.
Selasa, 18 Desember 2012
Peragaan Busana, Upaya Pemkab Melestarikan Batik Banjarnegara
Banyak
cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk mempromosikan
Batik Gumelem. Salah satunya adalah “Gebyar Pesona Citra Batik Banjarnegara”
yang baru saja digelar di Pendopo Dipayuda Adigraha Sabtu (1 Desember 2012).
Kegiatan
yang dikaitkan dengan peringatan HUT Korpri ke-41, mendapat sambutan meriah
dari penggemar batik di Banjarnegara. Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang
mencapai 243 orang, terdiri dari peserta kategori A (Kepala Dinas) sebanyak 93
orang, dan kategori B (Karyawan dan karyawati) sebanyak 150 orang.
Ketua
panitia penyelenggara H. Eko Djuniadi mengatakan, Gebyar Pesona Citra Batik
Banjarnegara bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya Banjarnegara,
khususnya batik serta memberikan aspirasi seni sebagai pendukung terwujudnya
pesona wisata.
Senin, 17 Desember 2012
Postingan Uji Coba
Tidak
disangka jika Aurelia Aditya Mesti, siswa kelas VI SD Negeri 1 Krandegan
Banjarnegara, bisa menabuh perangkat karawitan seperti Bonang Barung dengan
begitu lincahnya.
Niko
juga tak mau ketinggalan, ia termasuk mahir memainkan Bonang penerus, sedangkan
Jalu kelihatan cukup cermat dalam mengatur cepat dan lambatnya irama gending
melalui sabetan telapak tangan pada beberapa buah kendang dan ketipung.
Siang
itu (Sabtu) suasana di SD Negeri 1 Krandegan terasa damai dan sejuk, dari ruang
laboratorium seni jawa terdengar alunan merdu dari tujuh sindhen cilik dengan
diiringi musik gending yang rata-rata baru kelas IV sampai kelas V.
Langganan:
Postingan (Atom)